Berdasarkanjumlan penulis buku teks. Tentu pengertian buku teks ini berbeda dengan buku ajar. Buku teks tidak selengkap buku ajar. Maksudnya dari tujuan intruksionalnya tidak sedetail buku ajar. Selain itu buku teks juga dijual secara umum, sehingga buku ini bisa menjadi pegangan siapapun yang mau menggunakan.
Definisi buku menunjukkan adanya unsur-unsur yang sama pada setiap buku, tetapi tidak berarti semua buku sama. Buku dapat mengandung berbagai jenis informasi dengan tujuan yang berbeda sehingga pemanfaatannya juga berbeda. Jenis buku pelajaran yang dipakai di sekolah dikategorisasikan berdasarkan penggunaannya menjadi empat kelompok, yaitu a buku pelajaran pokok b buku pelajaran pelengkap c buku bacaan d buku Sedangkan menurut pusat kurikulum dan perbukuan nasional terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam dunia pendidikan yaitu a buku teks pelajaran b buku pengayaan c buku referensi d buku panduan pendidik. Guna memudahkan dalam memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku pendidikan berdasarkan ruang lingkup kewenangan, yaitu buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran. Pengendalian mutu buku pada buku non teks pelajaran tidak sama dengan buku teks pelajaran, karena buku non teks pelajaran tidak dinaungi oleh BSNP. Salah satu ciri dari buku non teks pelajaran adalah materi atau isi dalam buku non teks pelajaran terkait dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar 17 B. P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung Remaja Rosdakarya, 2012, h. 16. 18 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Penilaian Buku Nonteks Pelajaran, Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukan, Balitbang Kemendikbud, 2012, Diakses 13 Maret 2014, Disamping penggunaaan tiap-tiap jenis buku berbeda di setiap sekolah, isi dan penyajiannya pun berbeda. Buku yang termasuk kedalam buku non teks pelajaran diantaranya buku sumber, buku referensi, buku panduan pendidik, buku bacaan, dan buku pelajaran pelengkap/pengayaan. Buku sumber adalah buku yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang telah terjamin kebenarannya serta bersifat baku, sehingga dapat dijadikan rujukan resmi dalam belajar. Contohnya seperti kamus, ensiklopedi, atlas, dan himpunan perundang-undangan. Buku jenis ini dipakai oleh siswa dan guru hanya sewaktu-waktu, ketika menemukan kesulitan dalam mengartikan suatu istilah atau frase dalam pokok bahasan “Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas”.20 “Sedangkan buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh guru.”21 Buku bacaan merupakan buku yang berisi informasi yang tidak berkaitan langsung dengan kurikulum, tetapi bermanfaat bagi siswa atau guru sebagai penambah pengetahuan dan hiburan. Buku ini termasuk dalam buku fiksi, nonfiksi, atau fiksi Buku pelajaran pelengkap/pengayaan tidak disusun sepenuhnya berdasarkan kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan metode penyajiannya. Buku ini tiak wajib dipakai oleh siswa dan guru namun berguna bagi siswa yang mengalami kesulitan memahami pokok bahasan tertentu dalam buku pelajaran pokok. Perbedaannya dengan buku bacaan, buku pelajaran pelengkap berkaitan langsung dengan kurikulum atau isi buku pelajaran pokok, disajikan dalam sistematika 19 B. P. Sitepu, 20 Ibid, h. 18. 21 Ibid, h. 17. 22 Ibid formal dan dengan bahasa yang baku. Sedangkan buku bacaan tidak menguraikan pokok bahasan tertentu dalam kurikulum atau buku pelajaran pokok, disajikan dalam sistematika yang tidak kaku, serta dengan bahasa yang mudah Maryam mengatakan bahwa “Supplementary books are part of non-text resource. By differentiating between textbook and non-textbook, we are expected to be able to differentiate also the referred books role and function”.24 Buku suplemen merupakan bagian dari sumber non-teks. Dengan membedakan antara buku teks dan buku non teks diharapkan dapat juga membedakan peran dan fungsi yang digunakan. 3. Buku Pelengkap/Buku Pengayaan/Buku Suplemen Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 2 yang menyatakan bahwa “selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran”.25 Uraian ini diperkuat oleh ayat 3 yang menyatakan “Untuk menambah 23 Ibid. 24 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. 25 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Buku, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 110. pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi”.26 “Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi”.27 “Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru”.28 Menurut para ahli buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan adalah buku yang berisi informasi yang melengkapi buku pelajaran pokok. Sitepu menjelaskan bahwa pengayaan yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas dan/atau lebih Sedangkan menurut departemen pendidikan nasional, bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang tujuannya untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi Menurut Maryam “Supplementary books function to enrich certain subject”.31 buku suplemen berfungsi untuk memperkaya subjek tertentu. Buku pelengkap/pengayaan/suplemen ini merupakan salah satu dari buku pendidikan. Buku pendidikan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa tentang kehidupan dalam berbagai bidangnya, baik tentang diri, masyarakat, budaya, dan alam sekelilingnya, maupun tentang Tuhan yang 26 Ibid. 27 Ibid, h. 107. 28 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 Pasal 1, Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 29 Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. 1, 30 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 8. 31 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. menciptakan semua Namun, buku pendidikan harus sesuai dengan keperluan siswa sehingga memberi kemudahan untuk digunakan oleh pembelajar, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Berdasarkan dari beberapa pengertian buku pelengkap/pengayaan/suplemen yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa buku suplemen adalah buku yang materinya tidak terpaku dengan kurikulum, berisi informasi yang dapat melengkapi buku paket, yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Suplemen Berdasarkan karakteristiknya terdapat perbedaan antara buku teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut terlihat pada Tabel Tabel Perbedaan Antara Buku Teks dan Buku Suplemen33 No Karakteristik Buku Teks Buku Suplemen 1. Target Terdiri dari materi yang ditulis dan harus dipahami siswa dalam satuan pendidikan Menambah pengetahuan siswa dan guru dalam satuan pendidikan 2 Kegunaan dalam satuan pendidikan Sumber utama Bukan sumber utama, hanya pelengkap 3 Kedudukan dalam satuan pendidikan Wajib Bukan sebagai sumber utama, melainkan pendukung 4 Kegunaan sebagai alat pendukung Tinggi Tidak tinggi 5 Keterangan penulisan Berkaitan dengan kurikulum Tidak terkait kurikulum matapelajaran sains, kebutuhan hidup, perencanaan atau 32 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Penilaian Buku Nonteks Pelajaran, Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukan, Balitbang Kemendikbud, 2012, Diakses 13 Maret 2014, 33 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. pertumbuhan zaman, pengalaman hidup 6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib 7 Anatomi buku Selalu berisi materi pelajaran, diskusi, latihan, dan evaluasi secara lengkap - 8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi siswa 9 Tempat penggunaan Kebanyakan di kelas/sekolah Tidak didominasi di kelas/sekolah rumah, ruang tunggu, tempat umum, dll Sumber Depdiknas RI, 2011 Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk ke dalam buku non-teks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku suplemen, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku suplemen ke dalam proses Berdasarkan perbedaannya dengan buku teks pelajaran, buku suplemen memiliki keunggulan diantaranya menambah pengetahuan siswa karena isi materi tidak hanya berisi konsep dan melengkapi buku pokok. 5. Langkah-Langkah Membuat Buku Suplemen “Seorang guru menyiapkan sebuah buku yang akan digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum”.35 Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis sebuah buku, yaitu36 a. Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya. b. Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan bukunya. c. Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi. 34 Ibid. 35 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 19. 36 d. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya. e. Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3-7 kalimat. f. Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada kekurangan segera dilakukan penambahan. g. Memperbaiki tulisan. h. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Untuk pembuatan buku suplemen menggunakan dua teori yaitu dari teori Andi Prastowo dan Diknas, dikarenakan dalam pembuatan buku suplemen tidak ada spesifikasi langkah-langkah pembuatan seperti dalam pembuatan modul dan LKS. Kemudian kedua teori tersebut dirangkum menjadi beberapa poin untuk langkah-langkah membuat buku suplemen, yaitu sebagai berikut a. Menganalisis kebutuhan bahan ajar b. Memilih materi c. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar d. Menganalisis indikator buku suplemen e. Menentukan desain buku suplemen f. Mengumpulkan materi g. Menyusun buku suplemen Buku suplemen merupakan bahan ajar berbasis cetak, karena itu dalam penyusunannya harus memperhatikan bahan ajar atau materi pembelajaran cetak. Adapun yang harus diperhatikan antara lain37 37 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet 15, h. 87-90. a. Konsistensi Dalam penyusunannya harus menggunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Jarak spasi antar judul dan baris pertama serta garis samping harus sama, begitu pula dengan jarak spasi antara judul dan teks utama. Perbedaan spasi akan membuat hasil cetakan menjadi tidak rapih b. Format Terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan, pertama, jika lebih banyak menggunakan paragraph panjang, akan lebih sesuai dibuat satu kolom. Kedua, isi yang berbeda harus dipisahkan dan dilabel secara visual. Ketiga, strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan diberi label secara visual. c. Organisasi Upayakan untuk menginformasikan kepada siswa, sejauh mana teks yang sedang dibacanya. Siswa harus mampu melihat secara sepintas berada di bab mana atau bagian apa yang sedang dibacanya. Teks harus disusun sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh. Selain itu, dapat pula digunakan kotak untuk memisahkan bagian-bagian teks. d. Daya tarik Perkenalan setiap bab atau bagian baru harus dengan cara yang berbeda. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk terus membaca. e. Ukuran huruf Ukuran huruf harus dipilih sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran huruf yang baik untuk buku teks biasanya adalah 12 poin. Selain itu harus dihindari penggunaan huruf capital untuk seluruh teks. Hal ini akan membuat proses membaca menjadi sulit. f. Ruang spasi kosong Gunakan ruang kosong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk membuat siswa beristirahat pada titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk ruang kosong sekitar judul, batas tepi margin, spasi antar kolom, permulaan paragraf diidentasi, serta penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf. Spasi antar baris atau antar paragraf dapat membantu meningkatkan tingkat keterbacaan. Untuk membuat teks lebih interaktif, informasi harus disajikan dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai. Semakin kompleks informasi, maka semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalam sekali penyajian. Pertimbangan hasil pengamatan dan hasil analisis kebutuhan siswa, harus disiapkan latihan yang sesuai untuk kebutuhan tersebut, Berikan kesempatan siswa untuk latihan tambahan, menyiapkan contoh-contoh atau menyarankan bacaan tambahan. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka. Menggunakan beragam jenis latihan dan Selain itu, dalam pembuatan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut39 a. Susunan tampilan, yang menyangkut Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca. b. Bahasa yang mudah, menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang. 38 Ibid 39 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 18. c. Menguji pemahaman, yang menyangkut menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman. d. Stimulan, yang menyangkut enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan. e. Kemudahan dibaca, yang menyangkut keramahan terhadap mata huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca, urutan teks terstruktur, mudah dibaca. f. Materi instruksional, yang menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja work sheet.

Pertimbanganditetapkannya Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2022 tentang Penilaian Buku Pendidikan adalah: a. bahwa untuk melindungi peserta didik dan masyarakat dari beredarnya Buku yang tidak bermutu dan tidak sesuai isi Buku serta syarat kelayakan isi Buku; b. bahwa Buku nonteks yang disusun oleh masyarakat perlu dilakukan penilaian atas

21 merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer. h. Simulasi Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendekatimenyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di lapangan. Pengertian Buku Nonteks Ada dua jenis buku yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di siswa yaitu buku ajar atau buku teks dan buku non ajar atau non teks. Buku ajar mempunyai pengertian yang sama dengan buku teks. Di Amerika buku ajar atau buku teks di sekolah dasar dan sekolah menengah disebut school books atau elhi books kata elhi merupakan kependekan dari elementary dan highschool. Adapun pengertiannya adalah buku yang dibuat, terutama untuk digunakan dalam situasi belajar mengajar Sholeh, 2013. Buku nonteks merupakan buku pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum. Ciri-ciri Buku Nonteks Berdasarkan pusat perbukuan 2008, dari pengelompokan yang telah disebutkan, buku nonteks memiliki ciri – ciri sebagai berikut a. Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan, namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Buku-buku yang menyajikan materi untuk memerkaya buku teks pelajaran, atau sebagai informasi tentang Ipteks secara dalam dan luas, atau buku panduan bagi pembaca. 22 c. Buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan secara berseri berdasarkan tingkatan kelas atau jenjang pendidikan. d. Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara langsung dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi, namun memiliki keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. e. Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan pula oleh pembaca secara umum. Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan pengajaran. Buku nonteks pelajaran memiliki kedudukan sebagai buku yang dapat melengkapi pendalaman materi dan penambahan wawasan bagi pembaca dari pembahasan materi yang tidak tersaji secara lengkap dalam buku teks pelajaran. Selain itu, buku nonteks pelajaran memiliki pula kedudukan sebagai buku yang dapat menunjang pengembangan materi atau isi buku teks pelajaran, baik secara filosofis, historis, etimologis, geografis, pedagogis, dan segi lainnya dari materi yang tersaji dalam buku teks pelajaran Pusat Perbukuan, 2008. 23 BAB 3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan pelabuhan ikan ikan Muncar, Kecamatan Muncar Kabupaten Jember. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua minggu pada bulan November - Desember2014. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah camera digital, recorder, kertas dan perlengkapan tulis. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Kayu adalah bagian xylem dari pohon yang tersusun dari berbagai macam sel kayu. Sel kayu terdiri dari bagian dinding sel dan rongga sel Batubara,2002. b. Perahu tradisional adalah perahu yang terbuat dari kayu dan dalam teknik pembuatanya masih menggunakan pengetahuan yang diturunkan dari para pendahulu Kusumanti, 2009. c. Buku nonteks adalah sebuah buku kecil yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan perahu tradisional. Dalam penelitian ini, buku nonteks berisi gambar yang disertai dengan klasifikasi dan deskripsi singkat Pusat Perbukuan, 2008. denganmengacu pada ciri-ciri buku nonteks pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa buku nonteks pelajaran adalah buku-buku berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang Sahabat Edukasi yang berbahagia.... Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan, buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti dan dinyatakan layak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan. Sedangkan, buku non teks pelajaran adalah buku pengayaan untuk mendukung proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah. Buku yang digunakan oleh Satuan Pendidikan, baik berupa Buku Teks Pelajaran maupun Buku Non Teks Pelajaran, merupakan sarana proses pembelajaran bagi guru dan peserta didik, agar peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dasar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Materi pengetahuan yang diinformasikan melalui Buku Teks Pelajaran dan Buku Non Teks Pelajaran sangat penting. Oleh karena itu penyajian materi harus ditata dengan menarik, mudah dipahami, memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, dan memenuhi nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat, antara lain tidak mengandung unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme, kekerasan, SARA, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. Buku Teks Pelajaran dan Buku Non Teks Pelajaran harus memuat unsur-unsur kulit buku, yakni kulit depan, kulit belakang, dan punggung buku. Selain itu, buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran juga harus memuat bagian-bagian buku, yang meliputi bagian awal buku, bagian isi, dan bagian akhir buku. A. KULIT BUKU 1. Kulit Depan Unsur-unsur kulit depan buku terdiri atas tulisan “telah dinilai dan ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” yang dituliskan dalam kotak, judul buku, subjudul buku bila ada, dan peruntukan buku. Tata letak komponen-komponen desain buku pada kulit depan buku mengikuti pola tata letak isi buku. Jenis huruf pada kulit depan buku disesuaikan dengan jenis huruf yang digunakan pada isi buku. Penulisan judul buku harus dominan, kontras, dan menarik. a Judul Buku Untuk Buku Teks Pelajaran, judul buku mengacu pada nama mata pelajaran dalam struktur kurikulum. Komponen/unsur dalam judul buku merupakan satu kesatuan yang utuh. Buku Teks Pelajaran yang diperuntukkan bagi guru diberi tambahan judul “Buku Guru” diletakkan di atas judul utama. Ukuran hurufnya tidak lebih menonjol dari ukuran huruf judul utama. b Subjudul Subjudul buku merupakan penjelasan lebih lanjut atas judul buku, yakni meliputi identitas seri buku bila ada dan identitas mata pelajaran bila ada. Khusus untuk buku teks pelajaran, subjudul buku diletakkan di bawah judul buku, selain itu jenis dan ukuran huruf serta penggunaan warna diatur oleh perancang buku dengan ketentuan bahwa penggunaan huruf tidak lebih mencolok daripada judul buku. c Peruntukan Buku Khusus Buku Teks Pelajaran, peruntukan buku dicantumkan pada kulit depan buku dan halaman hak cipta halaman Katalog Dalam Terbitan/KDT, yang letaknya disesuaikan dengan bidang cetak. Penulisan peruntukan buku meliputi identitas jenjang pendidikan diikuti dengan identitas kelas. Identitas kelas menggunakan angka romawi. Apabila diperlukan, buku dapat disajikan dalam dua semester bergantung pada keperluannya. Penanda semester dapat dicantumkan berdekatan dengan identitas kelas. d Identitas Penerbit Identitas Penerbit adalah nama Penerbit yang dituliskan berdekatan dengan logo Penerbit. Peletakan identitas penerbit disesuaikan dengan bidang cetak. e Ilustrasi Ilustrasi kulit depan buku bila ada harus mempunyai fokus yang jelas dan tidak mengandung unsur provokatif serta tidak bertentangan dengan aspek ke-Indonesiaan. Ilustrasi pada kulit depan buku mencerminkan isi buku. 2. Kulit Belakang Kulit belakang buku memuat beberapa hal berikut a Pengenalan isi buku blurb secara singkat atau komentar dari pihak-pihak yang dianggap mengetahui isi buku tersebut. b Pernyataan hasil penilaian tentang kelayakan buku dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. c ISBN International Standard Book Number yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional. d Identitas Penerbit berupa nama penerbit yang dituliskan lengkap beserta alamat jelas. e Harga Eceran Tertinggi HET khusus Buku Teks Pelajaran. Tata letak komponen-komponen di atas mengikuti pola isi buku. 3. Punggung Buku Pada buku yang penjilidannya menggunakan lem panas perfect binding wajib mencantumkan identitas penerbitan yang meliputi logo penerbit, nama penulis, judul buku, subjudul, dan peruntukkan buku. Tata letak disesuaikan dengan cover depan dan belakang. Judul buku dan peruntukkan buku ditulis dari bawah ke atas American style. B. BAGIAN AWAL Judul Semu/Perancis berada di halaman ganjil recto, bila diperlukan. Isinya hanya judul buku saja. 1. Halaman Judul recto Isinya memuat judul buku dan subjudul buku bila ada, nama penulis, nama penerbit disertai logo penerbit. 2. Halaman Penerbitan Halaman Hak Cipta Halaman penerbitan terletak pada halaman genap verso dan berisi beberapa hal sebagai berikut secara berurutan. a Keterangan hak cipta. b KDT Katalog dalam Terbitan. Teks dalam kotak yang berisi tentang klasifikasi materi buku dan ISBN yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. c Keterangan kanal masukan masyarakat. Keterangan kanal masukan masyarakat berbunyi “Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau penerbit dan laman atau melalui email buku 3. Halaman Kata Pengantar recto Khusus Buku Teks Pelajaran, halaman ini terletak pada recto, berisi pernyataan mengenai maksud dan tujuan penulisan buku, proses pembelajaran terkait dengan materi buku, dan harapan terhadap penerbitan buku. Halaman ini diakhiri dengan penanda tempat dan waktu serta nama penulis buku. 4. Halaman Daftar Isi recto Khusus Buku Teks Pelajaran, halaman daftar isi dimulai dari recto, berisi semua bagian buku mulai dari bagian awal buku Kata Pengantar dan Daftar Isi, bagian isi buku Pelajaran atau Bab atau Chapter dan bagian dari Pelajaran atau Bab atau Chapter, kalau ada sampai dengan bagian akhir buku Indeks, kalau ada; Glosarium, kalau ada; dan Daftar Pustaka yang ditulis lengkap. 5. Halaman Daftar Gambar jika ada Halaman daftar gambar dapat dimulai dari verso atau recto. Gambar yang dibuat daftarnya meliputi gambar pandangan mata gambar garis maupun gambar foto, grafik, denah, dan diagram. Daftar gambar memuat nomor gambar, keterangan gambar, dan halaman tempat gambar tersebut ditampilkan. 6. Halaman Daftar Tabel jika ada Halaman daftar tabel dapat dimulai dari verso atau recto. Daftar tabel memuat nomor tabel, keterangan tabel, dan halaman tempat tabel tersebut ditampilkan. 7. Penomoran Halaman Khusus buku teks pelajaran, penomoran halaman pada bagian awal buku menggunakan angka romawi yang ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital. Halaman judul dan halaman penerbitan halaman hak cipta tidak dicetak namun tetap dihitung. Penulisan penomoran halaman mulai ditulis pada halaman kata pengantar dan seterusnya. Penomoran halaman pada bagian isi buku dan bagian akhir buku menggunakan angka arab. Dalam hal penomoran halaman, bagian isi buku dan bagian akhir buku merupakan satu kesatuan sehingga penomorannya bersambung terus. C. BAGIAN ISI Bagian isi merupakan uraian materi tentang pokok bahasan yang sesuai dengan judul buku. Uraian materi harus dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif peserta didik. Untuk itu, aspek materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafikaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. Aspek Materi 1. Harus dapat menjaga kebenaran dan keakuratan materi, kemutakhiran data dan konsep, serta dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. 2. Menggunakan sumber materi yang benar secara teoritik dan empirik. 3. Mendorong timbulnya kemandirian dan inovasi. 4. Mampu memotivasi untuk mengembangkan dirinya. 5. Mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengakomodasi kebhinnekaan, sifat gotong royong, dan menghargai pelbagai perbedaan. Aspek Kebahasaan 1. Penggunaan bahasa ejaan, kata, kalimat, dan paragraf tepat, lugas, jelas, serta sesuai dengan tingkat perkembangan usia. 2. Ilustrasi materi, baik teks maupun gambar sesuai dengan tingkat perkembangan usia pembaca dan mempu memperjelas materi/konten. 3. Bahasa yang digunakan komunikatif dan informatif sehingga pembaca mampu memahami pesan positif yang disampaikan, memiliki ciri edukatif, santun, etis, dan estetis sesuai dengan tingkat perkembangan usia. 4. Judul buku dan judul bagian-bagian materi/konten buku harmonis/selaras, menarik, mampu menarik minat untuk membaca, dan tidak provokatif. Aspek Penyajian Materi 1. Materi buku disajikan secara menarik runtut, koheren, lugas, mudah dipahami, dan interaktif, sehingga keutuhan makna yang ingin disampaikan dapat terjaga dengan baik. 2. Ilustrasi materi, baik teks maupun gambar menarik sesuai dengan tingkat perkembangan usia pembaca dan mampu memperjelas materi/konten serta santun. 3. Penggunaan ilustrasi untuk memperjelas materi tidak mengandung unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme, kekerasan, SARA, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. 4. Penyajian materi dapat merangsang untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. 4. Mengandung wawasan kontekstual, dalam arti relevan dengan kehidupan keseharian serta mampu mendorong pembaca untuk mengalami dan menemukan sendiri hal positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian. 5. Penyajian materi menarik sehingga menyenangkan bagi pembacanya dan dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang mendalam. Aspek Kegrafikaan 1. Ukuran buku sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan materi/konten buku. 2. Tampilan tata letak unsur kulit buku sesuai/harmonis dan memiliki kesatuan unity. 3. Pemberian warna pada unsur tata letak harmonis dan dapat memperjelas fungsi. 4. Penggunaan huruf dan ukuran huruf disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia. 5. Ilustrasi yang digunakan mampu memperjelas pesan yang ingin disampaikan. Untuk memudahkan peserta didik dalam penyerapan materi, khusus Buku Teks Pelajaran uraian materi dibagi ke dalam beberapa bagian dan/atau subbagian materi dalam bentuk pelajaran, bab, atau chapter. 1. Bab Bab merupakan bagian dari isi buku dapat merujuk pada kompetensi dasar/KD. Selain disebut bab, bagian buku tersebut dapat pula diberi penyebutan unit atau pelajaran. Penulisan judul bab ditulis dengan kapital onderkast kap ond. Penyebutan bagian buku atau bab diatur sebagai berikut. Buku teks pelajaran untuk siswa SD/MI adalah Pelajaran Buku teks pelajaran untuk untuk guru SD/MI adalah Bab Buku teks pelajaran untuk siswa SMP/MTs adalah Bab Buku teks pelajaran Bahasa Inggris untuk untuk siswa SMP/MTs adalah Chapter Buku teks pelajaran untuk guru SMP/MTs adalah Bab Buku teks pelajaran untuk siswa SMA/MA/SMK/MAK adalah Bab Buku teks pelajaran untuk guru SMA/MA/SMK/MAK adalah Bab 2. Judul Bab Judul bab dibuat ringkas, padat, menarik, informatif, dan tidak provokatif. 3. Penanda Bagian Bab Penanda bagian bab meliputi subbab, sub-subbab, dan sub-sub-subbab ditulis dengan kapital onderkast, kecuali kata fungsi atau partikel misalnya akronim. Ukuran huruf font harus dibedakan sehingga jelas hierarkinya. 4. Ilustrasi Ilustrasi terdiri atas gambar garis, raster, foto, kurva, bagan, denah, diagram, grafik, skema, dan peta. Penggunaan ilustrasi yang diambil dari media lain harus mencantumkan sumber. Sumber yang diambil dari internet harus royalty free dan mencantumkan nama website-nya. Penempatan ilustrasi diberi penomoran gambar mengikuti urutan bab dan urutan peletakan gambar. Nomor gambar ditulis dengan angka arab yang dipisahkan dengan tanda titik tanpa spasi, dicetak rata kiri. Selain diberi nomor gambar, gambar juga harus disertai dengan keterangan gambar. Keterangan gambar yang berupa kata atau frase, tidak diakhiri dengan tanda baca. Keterangan gambar berupa kalimat diakhiri dengan tanda baca. Penulisan keterangan gambar berlanjut setelah nomor gambar. D. BAGIAN AKHIR Bagian akhir buku terdiri atas informasi pelaku penerbitan, glosarium, daftar pustaka, indeks, dan lampiran-lampiran. Penomoran bagian ini menyambung dengan penomoran halaman bagian isi, yakni menggunakan angka arab. 1. Informasi Pelaku Penerbitan Pelaku penerbitan wajib memberikan informasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, dengan bentuk ilustrasi sebagai berikut Ilustrasi Biodata Penulis / Editor / Penelaah/ Konsultan / Reviewer / Penilai. Nama Lengkap Dr. Mandira Bontoya, Telp Kantor/HP 021-2543535/0895762736 Email benayatulip Akun Facebook Mandira Bontoya Alamat Kantor Jl. Salemba Raya 78, Kecamatan Kramat, Jakarta Pusat 13333 Bidang Keahlian Hukum dan Ekonomi Riwayat pekerjaan/profesi 10 Tahun Terakhir 1. 2010 – 2016 Kepala Sekolah SMAN xx Jakarta. 2. 2007 – 2010 Guru PPKn di SMAN xx Jakarta. 3. 2005 – 2007 Guru PPKn di SMAN xx Jakarta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Ilmu Hukum Universitas Gotong Royong 2012-sekarang 2. S2 Hukum Bisnis Universitas Gotong Royong 2007-2010 3. S1 Pendidikan Kewarganegaraan STIP Bahagia 1990-1995 Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Dasar-Dasar Pendidikan Kewarganegaraan 2010; 2. Buku Teks Pelajaran Pendidikan Pancasila untuk SMA Kelas X, XI, dan XII 2006. Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 tahun terakhir 1. Tidak ada. jika tidak ada, ditulis Tidak ada’ Buku yang Pernah ditelaah, direviu, dibuat ilustrasi, dan/atau dinilai 10 tahun terakhir 1. Tidak ada. jika tidak ada, ditulis Tidak ada’ Informasi Lain dari Penulis / Editor / Penelaah/ Konsultan / Reviewer / Penilai tidak wajib Lahir di Tegal, 15 Januari 1945. Menikah dan dikaruniai 2 anak. Saat ini menetap di Jakarta. Aktif di organisasi profesi Guru. Terlibat di berbagai kegiatan di bidang pendidikan dan bela Negara, beberapa kali menjadi narasumber di berbagai seminar tentang kedaulatan Negara dan pancasila dan menjadi pembicara pada konferensi internasional di Uruguay, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Catatan bila penulis sudah wafat, wajib mencantumkan identitas co-writer dan/atau penyunting atas buku yang diterbitkan setelah penulis wafat. Ilustrasi Biodata Ilustrator. Nama Lengkap Mandira Bontoyo, Telp Kantor/HP 021-2543535/0895762736 Email benayatulip Akun Facebook Mandira Bontoyo Alamat Kantor Jl. Salemba Raya 78, Kecamatan Kramat, Jakarta Pusat 13333 Bidang Keahlian Desain dan Budaya Riwayat pekerjaan/profesi 10 Tahun Terakhir 1. 2010 – 2016 Kepala Galeri Budaya Jawa Timur. 2. 2007 – 2010 Ilustrator PT. Penerbitan X. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 Desain Visual Institut Multimedia Indonesia 2007-2010; 2. S1 Desain Grafis Institut Multimedia Indonesia 2004-2007 Karya/Pameran/Eksibisi dan Tahun Pelaksanaan 10 tahun terakhir 1. Pameran Lukisan Kopi dan Cangkir, Galeri Nasional 2015; 2. Pameran Lukisan Pasir, Taman Ismail Marzuki 2012; 3. Pameran Lukisan Tokoh Internasional, Russia 2011. Buku yang Pernah dibuat Ilustrasi dan Tahun Pelaksanaan 10 tahun terakhir 1. Tidak ada jika tidak ada, ditulis Tidak ada’ Informasi Lain dari Ilustrator tidak wajib Lahir di Tegal 15 Januari 1945. Menikah dan dikaruniai 2 anak. Saat ini menetap di Jakarta. Beberapa kali terlibat sebagai pelukis dalam pameran lukisan baik di dalam dan luar negeri. Ilustrasi Biodata Penerbit Balai Sanggar PT. Ditulis Namanya, Tbk Tahun Berdiri 1920 Tahun Penerbitan Buku Pertama 1945 Tanda Daftar Perusahaan Jl. Palmerah No. 43, Jakarta Selatan 14343 Telepon 021-6382629, Faksimile 021-8734873 Customer Service 0801111111 Akun Facebook Toko Buku Balai Sanggar Email info Bentuk dan format identitas penulis dan penerbit yang harus diisi bila penerbit akan mengajukan bukunya untuk dinilai oleh Kemendikbud, sebagai berikut. Formulir Pernyataan Kebenaran Informasi Data Judul Buku, Riwayat Penulis, dan Riwayat Penerbit Judul Buku Penulis Penerbit Pernyataan Bahwa informasi mengenai data riwayat hidup penulis dan penerbit serta buku sebagaimana tertera di dalam dokumen ini adalah lengkap dan benar/akurat adanya. Apabila dikemudian hari ditemukan pemalsuan terhadap data tersebut, penulis dan penerbit bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan dan dapat diproses secara hukum, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tanda tangan Penerbit 2. Glosarium Glosarium memuat penjelasan khusus mengenai kata, istilah, atau frase yang tercantum dalam teks. Penulisan glosarium terdiri atas lema kata kunci dan keterangan pemerian/penjelasan. Buku Teks Pelajaran untuk sekolah dasar tidak disertai dengan glosarium. 3. Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah buku-buku yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan buku. Prinsip dasar penulisan daftar pustaka adalah dicantumkannya nama penulis dan/atau editor yang disusun secara alphabet A-Z, judul buku atau judul tulisan, tahun terbit dan/atau nama kota dan nama penerbit. 4. Indeks Indeks memuat daftar kata atau istilah, konsep, nama, atau rumus yang dianggap penting untuk diketahui pembaca. Penulisan indeks disertai dengan letak kata atau istilah, konsep, nama, atau rumus pada buku dengan menyebutkan nomor halaman buku. Penulisan kata yang ada di indeks harus sama dengan kata yang terdapat dalam teks. Harus dipastikan bahwa kata yang ada di indeks tersebut benar tercantum dalam halaman yang disebutkan. Penulisan indeks memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan. 5. Lampiran Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama. Lampiran biasanya berisi data-data tambahan terhadap data utama atau penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu yang dituangkan dalam materi buku. E. MUATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan/perilaku yang terjadi selama kegiatan belajar berlangsung. Kegiatan-kegiatan dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses pembelajaran seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, dan menjawab pertanyaan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan, baik secara individu mapun kelompok. Pada intinya, dalam melakukan aktivitas tersebut, terdapat kerja sama di antara peserta didik dan peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap aktivitas yang diberikan. Melalui aktivitas peserta didik ini diharapkan dapat tercipta proses pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara garis besar, bentuk aktivitas kepada peserta didik dapat berupa kegiatan berikut. 1. Penugasan secara mandiri maupun kelompok; 2. Diskusi tentang suatu topik bahasan tertentu; 3. Menjawab pertanyaan; dan 4. Penyelesaian proyek. Muatan aktivitas yang diberikan kepada peserta didik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari buku teks pelajaran yang dicantumkan pada setiap akhir bab. Pemberian aktivitas kepada peserta didik disesuaikan dengan karakteristik mata pelajarannya. Dengan demikian, muatan aktivitas peserta didik dilarang berbentuk kumpulan soal tetapi harus berisi muatan aktivitas untuk diselesaikan peserta didik agar dapat tercipta situasi belajar aktif. Penyelesaian muatan aktivitas peserta didik ini dibuat dalam lembar tersendiri yang terpisah dari buku teks pelajaran. Jumlah halaman muatan aktivitas untuk peserta didik pada setiap akhir Bab paling banyak berjumlah 3 tiga halaman. Download / unduh selengkapnya Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan, silahkan klik pada tautan berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Edukasi...!

Bukuteks atau buku referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku teks membahas topik yang cukup luas (satu bidang ilmu). Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content oriented), diterbit secara resmi untuk dipasarkan.

4 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 INTRODUCTION TO TEXT A. Tujuan Peserta diklat memahami perbedaan perbedaan antara teks dan nonteks, mengungkapkan gagasan dalam kalimat, dan mengungkapkan gagasan dalam paragraf dalam bahasa Inggris dengan baik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Membedakan teks dan non teks. 2. Mengungkapkan gagasan dalam teks berbentuk kalimat. 3. Mengungkapkan gagasan dalam teks berbentuk paragraf. C. Uraian Materi Pada kegiatan ini anda akan mempelajari berbagai hal tentang teks dan non teks, mengungkapkan gagasan dalam teks berbentuk kalimat dan mengungkapkan gagasan dalam bentuk paragraf. 1. Membedakan Teks dan Non Teks Banyak yang beranggapan bahwa teks adalah tulisan yang dapat kita baca. Namun sebenarnya teks tidak hanya berbentuk tulisan written, namun juga dalam bentuk lisan spoken. Ketika kita berbicara dengan orang lain, dapat dikatakan bahwa kita menciptakan teks untuk menyampaikan makna. Begitu juga ketika kita menulis. Istilah teks berasal dari bahasa Latin “textum” yang berarti menenun. Dalam proses penyusunan teks, setelah kita memilah dan memilih kata- kata, selanjutnya kita menyusun kata-kata tersebut menjadi sebuah “tenunan” kata-kata yang bermakna kuat. Zaman dulu istilah teks hanya dipakai untuk teks tertulis saja, namun konsep teks dalam linguistik sistemik fungsional mengalami perkembangan yang mengacu pada 5 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A penggunaan bahasa tulisan maupun lisan. Dan ini menjadi dasar dari pendekatan genre-based. Fairclough, 1992; dalam Emi Emilia, 2011 Pada dasarnya teks seolah-olah terbuat’ dari kata-kata saja, tetapi sebenarnya teks tersusun atas makna. Menurut Halliday, teks adalah satu “semantic unit”atau kesatuan makna. Selanjutnya Halliday menggambarkan teks sebagai berikut The language people produce and react to, what they say and write, and read and listen to, in the course of daily life. … . The term covers both speech and writing … it may be language in action, conversation, telephone talk, debate, … public notices, ... intimate monologue or anything else 1975 dalam Emi Emilia, 2011 Selanjutnya hal yang menjadi pertimbangan adalah apakah serangkaian kata atau sepenggal kata itu bisa dianggap sebagai teks atau bukan. Sebuah teks tidak bergantung pada ukuran atau panjang atau bentuk dari bahasa itu, tetapi pada makna. Contohnya sebagai berikut. Tulisan “STOP” yang sering kita lihat di jalan atau tanda-tanda lain di tempat umum, seperti “ENTRY” atau “OUT”, bisa dikatakan sebagai teks karena berada pada konteks situasi yang tepat, sehingga memiliki makna yang utuh kepada pembacanya. Namun sebaliknya, satu paragraf dari sebuah skripsi atau satu halaman dari sebuah novel, walaupun lebih panjang dari kata “STOP”, tidak bisa dianggap teks karena tidak bisa memberi pemahaman yang utuh kepada pembacanya. Emi Emilia, 2011 Contoh berikutnya, jika ada dua orang sama-sama berbicara tetapi masing-masing berbicara semaunya dan tidak nyambung’ misalnya orang gila maka apa yang mereka katakan sulit disebut teks karena tidak terlihat hubungan semantisnya. Demikian pula kalau kita menulis sepuluh kalimat lalu kita urutkan kalimat-kalimat tersebut secara acak maka hasilnya sulit disebut teks sebab membingungkan pembacanya. 6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A Kesimpulannya, teks dapat ditemukan dalam bahasa dan media apa pun, sepanjang dapat dipahami. Teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Istilah konteks berasal dari kata “teks” yang memperoleh awalan “con” yang berarti ditenun bersama. Awalan con memiliki arti “being together” sehingga dapat diartikan bahwa kata konteks mengacu pada elemen-elemen yang menyertai teks. Ada dua konteks yang berdampak pada penggunaan bahasa menurut Halliday. Yakni konteks budaya dan konteks situasi. Konteks situasi merupakan unsur yang paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, dan terdiri dari tiga aspek, yakni field, mode dan tenor. Selanjutnya tiga aspek tersebut akan membentuk sebuah teks. Hubungan antara konteks budaya, konteks situasi dan teks dapat dilihat dari gambar berikut ini. Seperti terlihat dalam model yang menunjukkan hubungan konteks budaya dan situasi di atas, konteks situasi memiliki tiga unsur yakni field, tenor dan mode. Ketiga unsur ini mempengaruhi pilihan bahasa kita. Field medanlokasi mengacu pada apa yang sedang berlangsung atau yang sedang dibicarakan. Berisi tentang apa, kapan, dimana, Konteks Budaya genre Genre Konteks Situasi Tenor Field Mode Register TEXT 7 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A bagaimana dan mengapa sebuah proses sosial terjadi. Topik dari teks bisa berkenaan kegiatan atau apa saja yang dipelajari, termasuk topik- topik berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Tenor pelaku berkaitan dengan siapa saja pelaku yang terlibat dalan suatu proses sosial, yang mengarah kepada hubungan interpersonal antara pihak-pihak yang terlibat atau who is involved. Tenor mengacu pada channel simbolik atau wave length yang dipilih yang betul-betul merupakan satu fungsi atau beberapa fungsi semiotik yang ditugaskan kepada bahasa dalam situasi itu. Bahasa yang dipakai oleh penulis kepada teman akan berbeda dengan bahasa yang dipakai untuk atasan atau orang lain yang belum dikenal. Mode atau channel sarana mengacu pada pertimbangan jalur komunikasi bahasa yang dipakai, menggunakan bahasa lisan atau tulisan, jarak antara orang yang berkomunikasi dalam ruang dan waktu, apakah mereka bertemu muka atau terpisahkan oleh ruang dan waktu. Text typeGenre jenis text juga didefinisikan sebagai ”the ways that we get things done through language – the ways we exchange information, and knowlegde and interact socially”. Genre juga diartikan sebagai “proses sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan”. Dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia baik di tingkat SMA maupun SMP yang menggunakan kurikulum 2013, materi dikelompokkan menjadi materi jenis teks genre, teks fungsional pendek short functional text dan teks transaksional dan interpersonal transactional and interpersonal text. Untuk tingkat SMP, text type genre yang diajarkan antara lain 1 Procedure text 2 Descriptive text 3 Recount text 4 Narrative text 8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A 5 Report text Sedangkan untuk pada tingkat SMA SMK, materi yang diajarkan adalah seluruh jenis text yang diajarkan pada tingkat SMP ditambah text berikut ini 1 Spoof text 2 Analytical Exposition text 3 Hortatory Exposition text 4 News Item text 5 Explanation text 6 Discussion text 7 Review text Selain materi jenis text diatas, diajarkan pula materi Teks Fungsional Pendek Short Functional Text. Teks Fungsional Pendek memiliki arti dan tujuan sosial tertentu untuk dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari. Teks ini tidak memiliki struktur teks dalam bentuk paragraf-paragaf seperti dalam text typesgenre text. Teks fungsional digunakan untuk informasi sehari-hari. Hal ini disebut fungsional karena membantu Kita melakukan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, apabila ingin mengumumkan suatu hal penting untuk sekelompok orang, maka Kita harus mengerti cara mengumumkannya. Adapun berbagai macam short Functional Text dalam pembelajaran Bahasa Inggris antara lain  Notice  Announcement  Greeting Card  Short Message  Label  Invitation  Advertisement  Letter 9 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A  Brochure  Dan lain-lain Teks transaksional dan interpersonal yang hendaknya tercakup dalam mata pelajaran Bahasa Inggris SMPMTs berdasar standar yang diberikan BSNP adalah a Teks Transaksional dan Interpersonal yang terkait dengan lingkungan terdekat Teks Transaksional - Meminta dan memberi jasa - Meminta dan memberi barang - Meminta dan memberi fakta - Meminta dan memberi pendapat - Menyatakan suka dan tidak suka - Meminta klarifikasi Teks Interpersonal - Memberi dan merespon sapaan - Memperkenalkan diri sendiri dan orang lain - Mengucapkan terima kasih - Meminta dan memberi maaf - Menggunakan ungkapan kesantunan b Teks Transaksional dan Interpersonal yang terkait dengan lingkungan sekitar Teks Transaksional - Meminta, memberi, dan menolak jasa - Meminta, memberi, dan menolak barang - Mengakui, dan mengingkari fakta - Meminta dan memberi pendapat - Mengundang, menerima dan menolak ajakan - Menyetujui, dan tidak menyetujui sesuatu 10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A - Meminta, memberi, dan menolak jasa - Meminta, memberi, dan menolak barang - Meminta, memberi, dan mengingkari informasi - Meminta, memberi, dan menolak pendapat - Meminta, menerima, dan menolak tawaran Teks Interpersonal - Meminta, dan memberi persetujuan - Memberi respon atas sebuah pernyataan - Memberi perhatian terhadap pembicara - Mengawali, memperpanjang dan menutup percakapan - Mengawali, memperpanjang dan menutup percakapan telepon - Memberikan pujian kepada orang lain atau atas sesuatu - Memberi dan menerima ucapan selamat c Teks Transaksional dan Interpersonal yang terkait dengan interaksi dalam konteks kehidupan sehari-hari Teks Transaksional - Meminta dan memberi kepastian - Meminta pengulangan - Ungkapan kesantunan untuk meminta dan menerima suatu bantuan atau tawaran - Ungkapan kesantunan untuk mengulang sesuatu Teks Interpersonal - Mengungkapkan dan menanggapi keraguan - Menunjukkan perhatian - Merespon ungkapan kekaguman - Memberi berita yang menarik perhatian - Memberi komentar terhadap berita Selanjutnya apa pentingnya mempelajari jenis teks. Di negara Inggris, anak-anak pun perlu belajar bagaimana berceritera tentang kejadian- 11 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional A kejadian nyata yang sudah dialami recount baik secara lisan maupun secara tulis meskipun bahasa Inggris bukan bahasa asing. Mengapa demikian? Karena untuk menjadi warga negara yang terdidik dan beradab, anak perlu belajar berkomunikasi secara teratur. Untuk berceritera secara tulis, misalnya, diperlukan langkah orientasi, diikuti oleh urutan kejadian dan biasanya ditutup oleh re-orientasi atau twist bagian yang lucu. Agustien, Helena, 2004 Dengan menyadari adanya struktur teks semacam ini guru Bbahasa Inggris akan lebih peka atau sensitif dalam memilih bacaan yang digunakan untuk mengajar. Ini dimaksudkan agar siswa terbiasa dengan teks-teks yang tersusun dengan baik atau yang disusun sebagaimana layaknya susunan yang biasa digunakan penutur asli. Susunan semacam ini tidak hanya berlaku bagi teks tulis tetapi juga pada teks lisan. 2. Mengungkapkan gagasan dalam teks berbentuk kalimat

memfasilitasidan mengendalikan mutu buku-buku pendidikan lainnya, seperti buku teks pendamping, buku nonteks pelajaran, dan buku muatan lokal yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sampai tahun 2019 telah diproduksi 887 (delapan ratus delapan puluh tujuh) judul buku teks untuk SD, SMP, dan SMA, 2.656 (dua ribu Olehkarena itu, berdasarkan ciri-ciri buku teks pelajaran dapat diidentifikasi buku-buku yang berkategori buku nonteks pelajaran, yaitu : (1) Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; Jenisbuku ini memiliki peran yang sama pentingnya dengan buku teks. Dalam dunia pendidikan, buku nonteks pelajaran berguna untuk melengkapi dan mendukung proses pembelajaran di tiap-tiap jenjang pendidikan. Buku jenis ini juga merupakan sarana proses pembelajaran untuk kalangan yang lebih luas. peraturanmenteri pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) nomor 8 tahun 2016 tentang buku mengatur bahwa buku nonteks pelajaran meliputi: (1) buku-buku pendukung buku teks pelajaran yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik maupun pendidik dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran; (2) Sebelumbuku dibeli dan dibaca, setiap orang akan melihat desain. Source: www.infobaru.id. By topbanner9 juni 11, 2021 0 comments. Bacaan untuk anak setingkat sd kelas 4, 5, dan 6 buku nonteks pelajaran ini telah ditetapkan berdasarkan keputusan kepala pusat kurikulum dan perbukuan balitbang, kemendikbud nomor: Source: teni-setiani.blogspot.com .
  • qpq9kut548.pages.dev/264
  • qpq9kut548.pages.dev/934
  • qpq9kut548.pages.dev/510
  • qpq9kut548.pages.dev/260
  • qpq9kut548.pages.dev/714
  • qpq9kut548.pages.dev/998
  • qpq9kut548.pages.dev/975
  • qpq9kut548.pages.dev/4
  • qpq9kut548.pages.dev/498
  • qpq9kut548.pages.dev/516
  • qpq9kut548.pages.dev/919
  • qpq9kut548.pages.dev/405
  • qpq9kut548.pages.dev/806
  • qpq9kut548.pages.dev/613
  • qpq9kut548.pages.dev/910
  • perbedaan buku teks dan nonteks